Jumat, 09 September 2011

Keajaiban Dunia lainnya yang masuk dalam situs warisan dunia/UNESCO

Sejarah Acropolis, top 100 wonders 8 Bangunan Kuno Acropolis diyakini telah dihuni sejak setidaknya 7 Milenium SM. Selama peradaban Mycenaean dibangun di sekitarnya ada bukti bahwa ada sebuah istana Mycenaean ada di sini. Makam Cecrops juga berbaring di sini, dan mungkin Athena menyimpan ular di sini melambangkan raja pertama mereka. Ada juga makam dan kuil-kuil lain di sini, semua terhubung kepada raja, pahlawan dan dewa yang ada hubungannya denganBangunan Bersejarah Athena.

Pada abad ke-6 SM Acropolis telah berubah cukup signifikan. Dalam Top 100 Fakta Unik Keajaiban Dunia Yang Mengagumkan ini tidak ada lagi tempat untuk istana, tetapi telah berubah menjadi tempat suci. Setiap tahun prosesi besar ke Acropolis terjadi, dan patung kayu dari Athena berpakaian dikorbankan. Permainan Panathenean juga sangat penting. Permainan meliputi kompetisi atletik dan musik dan pemenang akan menerima Amphora yang di isi dengan minyak zaitun sebab disana pohon zaitun sebagai pohon suci Athena.
Selama perang Persia pada abad ke-5 orang Athena mulai membangun Parthenon, tetapi Persia membakar Acropolis dan semua fokus pada pertempuran. Selama era Pericles, yang disebut Golden Age, saat itulah Acropolis mendapat struktur seperti yang kita lihat sekarang ini. Dimulai pada pertengahan abad ke-5, Parthenon, Propylaea dan patung perunggu besar Athena dibuat. Dikatakan bahwa Pericles para pengangguran digunakan sebagai pekerja di Athena, dan bahwa berkat inisiatif ini, setiap penduduk Athena memiliki makanan yang cukup. Parthenon dibuat oleh arsitek Ictinus dan Callicrates, dan patung oleh Phidias. Towards Erechteion dibangun akhir abad ke-5, bersama kuil Athena Nike.

Neuschwanstein Castle adalah istana Bavarian abad ke-19 pada sebuah bukit batu di dekat barat daya Hohenschwangau di Bavaria, Jerman. Desain benteng ini baik dalam dihiasi; portal dari putaran lengkung, jendela arcade dan menara dengan penempatan kolom dan jendela teluk dan puncak.


ISTANA Alhambra berdiri kokoh di bukit La Sabica, Granada, Spanyol. Ia menjadi saksi bisu sekaligus bukti sejarah kejayaan Islam di Spanyol (dulu Andalusia).
Nama Alhambra berasal dari bahasa Arab, hamra’ , bentuk jamak dari ahmar yang berarti “merah”. Dinamakan Istana Alhambra –yang berarti Istana Merah– karena bangunan ini banyak dihiasi ubin-ubin dan bata-bata berwarna merah, serta penghias dinding yang agak kemerah-merahan dengan keramik yang bernuansa seni Islami, di samping marmer-marmer yang putih dan indah.
Namun demikian, ada pula yang berpendapat, nama Alhambra diambil dari Sultan Muhammad bin Al-Ahmar, pendiri kerajaan Islam Bani Ahmar –kerajaan Islam terakhir yang berkuasa di Spanyol (1232-1492 M).
Selain menjadi bukti kejayaan Islam, Istana Alhambra yang bernilai seni arsitektur tinggi ini juga memperlihatkan peradaban tinggi umat Islam tempo dulu.
Istana Alhambra adalah simbol puncak kejayaan Islam di Spanyol. Islam masuk ke negeri ini dibawa oleh pasukan Islam pimpinan Thariq bin Ziyad yang dikirim raja muda Islam di Afrika, Musa bin Nusair. Pasukan Islam sendiri datang untuk memerdekakan Andalusia (Spanyol) dari kekacauan hebat atas permintaan Gubernur Ceuta, Julian.
Thariq membawa sekitar 12.000 pasukan ke Gibraltar pada Mei 711 M. Ia memasuki Spanyol lewat selat di antara Maroko dan Spanyol yang kemudian diberi nama sesuai dengan namanya, Jabal Thariq.
Tanggal 19 Juli 711 M pasukan Islam mengalahkan pasukan Kristen di daerah Muara Sungai Barbate, dan terus menguasai kota-kota penting –Toledo, Kordoba, Malaga, dan Granada, hingga akhirnya Spanyol berada di bawah kekuasaan Khilafah Bani Umayyah (Suriah). Sejumlah kerajaan Islam pun berdiri di Spanyol, seperti di Toledo (Raja Muda, 711-756 M), Malaga (Raja Hamudian, 1010-1057), Saragoza (Raja Tujbiyah, 1019-1039 dan Raja Huddiyah, 1039-1142), Valencia (Raja Amiriyah, 1021-1096), Badajos (Raja Aftasysyiyah, 1022-1094), Sevilla (Raja Abbadiyah, 1023-1069), dan Toledo (Raja Dzun Nuniyah, 1028-1039).
Istana Alhambra didirikan oleh kerajaan Bani Ahmar atau bangsa Moor (Moria) dari daerah Afrika Utara. Bangsa Moor adalah penguasa kerajaan Islam terakhir yang berkuasa di Andalusia (Spanyol), Daulah Bani Ahmar (1232-1492 M). Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Muhammad bin Al-Ahmar atau Bani Nasr yang masih keturunan Sa’id bin Ubaidah, seorang sahabat Rasulullah Saw. dari suku Khazraj di Madinah.
Hampir delapan abad lamanya Islam berkuasa di Spanyol dengan ibukotanya Cordoba. Selain Istana Alhambra, satu lagi monumen penting kejayaan Islam di Spanyol adalah Masjid Cordoba yang kini beralihfungsi menjadi Gereja Santa Maria de la Sede atau katedral “Virgin of Assumption”.
Pembangunan Istana Alhambra dilakukan secara bertahap, antara tahun 1238 dan 1358 M. Istana ini dilengkapi taman juga bunga-bunga indah nan harum. Ada juga Hausyus Sibb (Taman Singa) yang dikelilingi oleh 128 tiang yang terbuat dari marmer.
Di taman ini pula terdapat kolam air mancur yang dihiasi dengan 12 patung singa yang berbaris melingkar, yakni dari mulut patung singa-singa tersebut keluar air yang memancar. Di dalamnya terdapat berbagai ruangan yang indah, yaitu Ruangan Al-Hukmi (Baitul Hukmi), yakni ruangan pengadilan dengan luas 15 m x 15 m yang dibangun oleh Sultan Yusuf I (1334-1354); Ruangan Bani Siraj (Baitul Bani Siraj), ruangan berbentuk bujur sangkar dengan luas bangunan 6,25 m x 6,25 m yang dipenuhi dengan hiasan-hisan kaligrafi Arab.
Ada pula Ruangan Bersiram (Hausy ar-Raihan), ruangan yang berukuran 36,6 m x 6,25 m yang terdapat pula al-birkah atau kolam pada posisi tengah yang lantainya terbuat dari marmer putih. Luas kolam ini 33,50 m x 4,40 m dengan kedalaman 1,5 m, yang di ujungnya terdapat teras serta deretan tiang dari marmer; Ruangan Dua Perempuan Bersaudra (Baitul al-Ukhtain), yaitu ruang yang khusus untuk dua orang bersaudara perempuan Sultan Al-Ahmar; Ruangan Sultan (Baitul al-Mulk); dan masih banyak ruangan-ruangan lainnya, seperti ruangan Duta, ruangan As-Safa’, ruangan Barkah, Ruangan Peristirahatan sultan dan permaisuri di sebelah utara ruangan ini ada sebuah masjid yakni Masjid Al-Mulk.
Selain itu, istana merah ini dikelilingi oleh benteng dengan plesteran yang kemerah-merahan. Yang lebih unik lagi pada bagian luar dan dalam istana ini ditopang oleh pilar-pilar panjang sebagai penyangga juga penghias istana Alhambra. Dinding luar dan dalam istana banyak dihiasi kaligrafi dengan ukiran khas yang sulit dicari tandingannya hingga kini.
Pada masa kejayaannya, istana ini dilengkapi pula dengan barang-barang berharga yang terbuat dari logam mulia, perak, dan permadani-permadani indah yang masih alami (buatan tangan).
Daulah Bani Ahmar bermula dari kerajaan kecil, namun dengan cepat menjadi kerajaan kuat dan megah, hingga berkuasa selama sekitar 2,5 abad. Selain kesalehan dan kecerdasan para pemimpinnya, kejayaan Daulah Bani Ahmar ditunjang oleh keadaan alam wilayah Granada yang termasuk bukit atau pegunungan yang indah, dengan ketinggian kurang lebih 150 m, dengan luas kira-kira 14 ha. Dengan kondisi geografis demikian, daerah kerajaan ini sulit dimasuki musuh. Daerah ini sekarang dinamakan Bukit La Sabica.
Raja-raja Bani Ahmar sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Saat itu bidang pertanian dan perdagangan sangat maju. Yang menyebabkan kerajaan ini jatuh adalah kerapuhan dari dalam, yakni sengketa yang terjadi di dalam kerajaan sendiri.
Sultan Muhammad XII Abu Abdillah an Nashriyyah, raja terakhir Bani Ahmar, tidak berhasil mempertahankan kerukunan keluarga kerajaan. Akhirnya energi mereka terkuras. Akibat fatalnya, kerajaan pun tidak dapat bertahan ketika datang serangan dari dua buah kerajaan Kristen yang bersatu, Raja Ferdinand V dan Ratu Isabella. Kedua pemimpin kerjaan ini pula yang mendukung penjelajahan Columbus tahun 1492 M.
Pada pertengahan 1491, Raja Ferdinand V mengepung Granada selama tujuh bulan. Ia berhasil menguasai kota Malaga –kota pelabuhan terkuat di Andalusia, lalu Guadix dan Almunicar, Baranicar, dan Almeria. Basis kerajaan Bani Ahmar, Granada, pun akhirnya tunduk, tepatnya tanggal 2 Januari 1492 M/2 Rabiul Awwal 898 H. Kota ini diserahkan oleh raja terkahir Bani Ahmar, Abu Abdillah. Prosesi penyerahan Granada dilakukan di halaman Istana Alhambra.
Keberhasilan Raja Ferdinand V dan Ratu Isabella menguasai Granada, membuat Paus Alexander VI (1431-1503) yang terkenal dengan perjanjian Tordesillasnya tahun 1494 memberi gelar kepada raja dan ratu ini sebagai “Catholic Monarch” atau “Los Reyes Catolicos” atau Raja Katolik.
Kejatuhan Daulah Bani Ahmar merupakan akhir sejarah kejayaan Islam di Spanyol. Pasca kejatuhan kerjaan Islam terakhir ini, umat Islam diberi dua pilihan: berpindah agama (masuk Kristen) atau keluar dari tanah Spanyol.
Memasuki Abad 16, Andalusia (Spanyol) yang selama 8 Abad dalam kekuasaan Islam, bersih dari keberadaan umat Islam. Kemegahan dan keindahan Istana Alhambra pun luntur setelah menjadi Istana Kristen. Demikian pula Mesjid Cordova yang dijadikan katedral “Virgin of Assumption”.
Namun Islam tidak benar-benar lenyap di negeri ini. Kini umat Islam di Spanyol diperkirakan sudah mencapai 750.000 orang (data sensus 2000) dari 40 juta jumlah total penduduk Spanyol. Islam menggeliat bangkit ketika pemerintah Spanyol mengakui Islam sebagai agama resmi berdasarkan UU Kebebasan Beragama yang disahkan pada Juni 1967.
Di ibukota Madrid terdapat 500 ribu Muslim, kebanyakan imigran asal Maroko, Algeria, dan negara-negara Arab lain.
Angkor Wat merupakan sebuah kuil yang terletak di Kamboja dan dibangun sekitar abad ke-12 yang di bangun oleh Raja Suryavarman II. Pembangunan kuil ini memakan waktu selama 30 tahun. Angkor Wat 
berada di dataran Angkor yang di penuhi kuil-kuil yang indah, tapi Angkor Wat merupakan kuil terindah di antara kuil-kuil yang ada di dataran Angkor.  Raja Suryavarman II memerintahkan rakyatnya membuat kuil Angkor Wat menurut kepercayaan Hindu yang meletakkan Gunung Meru sebagai pusat dunia. Gunung Merumerupakan tempat tinggal para dewa-dewi umat Hindu, oleh sebab itu menara Angkor Wat merupakan menara tertinggi dan menara utama dalam bangunan Angkor Wat.Kawasan kuil Angkor Wat dikelilingi oleh dinding dan terusan yang mewakili gung dan lautan yang mengelilingi dunia. Jalan utama yang di miliki Angkor Wat yang panjangnya setengah kilometer itu di hiasi pagar susur pegangan tangan dan diapit oleh lautan yang di buat manusia. Jalan masuk menuju ke kuil Angkor Wat yang melalui pintu gerbang, mewakili jembatan pelangi yang menghubungkan antara alam dunia dan alam para dawa-dewa.Penyabab Angkor Wat maih dalam keadaan baik di banding kuil-kuil yang berada di dataran Angkor karena Angkor Wat telah dialihfungsikan menjadi tempat ibadah umat Budha yang menggantikan umat Hindu pada abad ke-13. Angkor Wat pernah di jajah oleh Siam pada tahun 1431.

Misteri Patung Moai di Pusar Bumi – Berencana mengunjungi Chili, jangan lupa untuk memasukkan Easter Island dalam daftar tujuan wisata Anda. Salah satu pulau Polynesia ini jauh lebih indah dan lebih memukau dibanding bayangan Anda.
Dalam bahasa Spanyol pulau ini bernama Isla de Pascua, sedangkan dalam bahasa Polynesia pulau ini disebut Rapa Nui.
Semuanya mengacu pada nama yang diberikan Jacob Roggeveen, seorang penjelajah Belanda yang menemukan pulau ini ketika dalam perjalanannya mencari David’s island. Demi pendaratannya yang bertepatan dengan perayaan hari Paskah tahun 1722, dia kemudian menamai pulau ini Paasch-Eyland, atau Easter Island.
Selain keindahan dan kelestarian alamnya, pulau terpencil ini juga sangat-sangat terkenal karena warisan budayaannya, seperti sebuah gua yang berisi gambar dan lempengan kayu yang menjadi satu-satunya bukti nyata eksistensi bahasa tulis dalam kebudayaan Polynesia. Selain gua batu dan huruf kuno, Easter Island juga terkenal karena patung-patung primitif Moai yang terbuat dari batuan vulkanik berbentuk kepala raksasa dengan bentuk hidung dan telinga yang kurang proporsional.
Para leluhur di Easter Island punya sebuah julukan yang terdengar sangat sesuai untuk menggambarkan pulau ini, dimana mereka dengan bangga menyebut Easter Island sebagai Te Pito o Te Henua atau Pusar Bumi, karena letaknya yang berada di tengah Samudra Pasifik. Menurut sejarahnya, pulau ini terbentuk dari hasil aktifitas tiga gunung berapi bawah laut yang terletak hampir 3.761 km dari Chili.
Diperkirakan ada sekitar 900 buah patung Moai yang tersebar di pulau ini dengan tinggi bervariasi, dari  2.8 sampai 11.9 meter, dengan bobot sekurang-kurangnya 27 ton.
Sama seperti Batu Stonehenge di Inggris, patung-patung Moai ini pun juga menyimpan misteri tentang bagaimana caranya dan memakai tekhnologi apa hingga mereka bisa dibuat berdiri berjajar di sepanjang tepi pantai dengan punggung menghadap lautan?? Beberapa orang berteori bahwa ini adalah cara masyarakat kuno Polynesia dalam melestarikan kebudayaan dimana mereka mempekerjakan 30 orang selama 1 tahun penuh untuk mengangkat 1 buah patung ke tepi pantai.
Bayangkan kombinasi ini: 30 orang bekerja 1 tahun penuh hanya untuk mengangkat 1 patung, padahal ada 900 patung di Easter Island. Misteri ini akhirnya memunculkan salah satu kemungkinan lainnya, yaitu campur tangan Alien dan pesawat UFO mereka. Sisanya, beberapa ahli sejarah berspekulasi bahwa erosi dan kurangnya pepohonanlah yang memungkinkan hal ini bisa terjadi. Untuk mengagumi patung-patung batu ini dalam frame pemandangan alam yang indah, Anda bisa mengunjungi Ahu Tongariki untuk menyaksikan 15 patung batu yang berkumpul dan masih dalam kondisi prima.
Di kawasan Tahai Complex, Anda bisa mengunjungi situs arkeologis yang berupa rumah batu, tempat upacara adat, dan sebuah pelabuhan kuno yang seluruh bagiannya terbuat dari batu. Selain itu Anda juga bisa mengunjungi Ahu Akivi, lokasi dimana Anda bisa menemukan satu-satunya patung di pulau ini yang dari awal benar-benar menghadap ke lautan.
Selain wisata peninggalan budaya purba, tentu saja Anda bisa menikmati jenis wisata lainnya ketika berada di Easter Island ini. Anda bisa berjalan-jalan di perkampungan nelayan dan melihat keseharian mereka, serta menikmati hasil tangkapan segar yang bisa Anda nikmati juga. Jangan lupa untuk mengunjungi Pantai Anakena, dimana patung Moai, pasir putih dan deretan pohon Palem menjadikan pantai ini tempat yang sempurna untuk menikmati senja dan membingkai kenangan indah Anda tentang pulau pusar bumi ini.
Stonehenge merupakan suatu bangunan yang dibangun pada zaman Perunggu, dan Neolitikum. Ia terletak berdekatan dengan Amesbury di Wiltshire, Inggris, sekitar 13 kilometer (8 batu) barat laut Salisbury. Stonehenge mencakup bangunan tambak tanah yang mengelilingi batu besar berdiri tegak dalam bulatan, yang dikenal sebagai megalitikum. Terdapat pertikaian mengenai usia sebenarnya lingkaran batu itu, tetapi kebanyakan arkeolog memperkirakan bahwa sebagian besar bangunan Stonehenge dibuat antara 2500 SM sampai 2000 SM. Bundaran tambak tanah dan parit membentuk fase pembanguan monumen Stonehenge yang lebih awal yang berasal dari waktu sekitar 3100 SM.
Pada awal abad ke-20, kebanyakan dari batu-batu itu tidak lagi tegak berdiri. Hal ini kemungkinan disebabkan karena banyaknya wisatawan yang menaiki Stonehenge pada sekitar abad ke-19 karena keingin tahuan mereka yang besar. Semenjak itu, telah dilakukan tiga tahap renovasi untuk menegakkan kembali batu yang miring atau terbalik, dan untuk mengembalikan batu-batu tersebut ke tempat semula dengan teliti. Secara tidak langsung, ini berarti bentuk Stonehenge tidak lagi asli seperti asalnya seperti yang disebutkan dalam promosi pariwisata. Sebaliknya, sebagaimana peninggalan sejarah yang lain, tahap-tahap renovasi telah dilakukan.
Stonehenge merupakan nama yang diberikan kepada tugu peringatan yang dikenal sebagai henge yang terdiri dari kurungan atau lingkaran tambak dengan parit di dalam. Sebagaimana yang sering terjadi dalam istilah arkeologi ini merupakan istilah warisan dari penguasa zaman kuno dan sepatutnya Stonehenge tidak boleh dikelompokkan sebagai henge sebenarnya, disebabkan tambaknya berada di bagian sebelah dalam parit. Walaupun seusia dengan henges zaman Neolithikum yang menyerupai Stonehenge, Stonehenge mungkin memiliki keterkaitan dengan bulatan batu lain yang terdapat di British Isle seperti Cincin Brodgar namun ukuran trilitonnya sebagai contoh menjadikannya unik.
Teori mengenai Stonehenge
Usaha serius pertama untuk memahami monumen ini dilakukan sekitar 1740 oleh William Stukeley. Sebagaimana kecenderungannya, Stukeley siap menyatakan bahwa lokasi ini dibangun oleh Druid, tetapi sumbangannya yang paling penting adalah mengambil gambaran yang diukur mengenai lokasi Stonehenge yang membenarkan analisis yang lebih tepat tentang bentuk dan kepentingannya. Dari hasil kerja ini dia dapat menunjukkan bahwa henge dan batunya disusun dalam bentuk tertentu yang mempunyai kepentingan astronomi.
Aturan bagaimana batu biru diangkut dari Wales telah banyak didiskusikan dan berdasarkan pemikiran, batu itu mungkin merupakan sebagian dari batu awal di Pembrokeshire dan dibawa ke Dataran Salisbury (Salisbury Plain). Banyak arkeolog percaya bahwa Stonehenge merupakan percobaan mengekalkan dalam bentuk batu, bangunan papan yang bertaburan di Dataran Salisbury seperti Tembok Durrington.
Monumen ini diselaraskan timur laut - barat daya dan sering dicadangkan bahwa keutamaan diletakkan oleh pembangunnya pada titik balik matahari dan equinox agar sebagai contohnya, pada pertengahan pagi musim panas, matahari muncul tepat di puncak batu tumit (heel stone), dan cahaya pertama matahari pergi terus ke tengah Stonehenge antara dua susunan batu berbentuk ladam. Tidak mungkin aturan itu terjadi secara kebetulan. Matahari timbul pada arah berlainan pada permukaan geografi tempat berlainan. Untuk penyelarasan itu tepat, ia mesti diperkirakan tepat untuk garis lintang Stonehenge pada 51° 11'. Penyelarasan ini, tentunya dasar bagi reka dan bentuk dan tempat bagi Stonehenge. Alexander Thom berpendapat bahawa lokasi tersebut diatur menurut ukuran yar megalitikum.
Disebabkan ini, sebagian pendapat mendakwa bahwa Stonehenge melambangkan tempat observatorium kuno, walaupun berapa jauh penggunaan Stonehenge untuk tujuan tersebut dipertentangkan. Sebagian pendapat pula mengemukakan teori bahwa ia melambangkan palus besar, komputer atau juga lokasi pendaratan makhluk asing.
Banyak perkiraan mengenai pencapaian mesin diperlukan untuk membangun Stonehenge. Mengandaikan bahwa batu biru ini dibawa dari Wales dengan tenaga manusia dan bukannya oleh gletser sebagaimana didakwa oleh Aubrey Burl, pelbagai aturan untuk memindahkan mereka dengan menggunakan tali dan kayu telah dicadangkan. Dalam satu latihan arkeologi percobaan pada 2001, suatu percobaan untuk mengalihkan satu batu besar sepanjang jalan darat dan laut yang mungkin dari Wales ke Stonehenge. Sukarelawan menariknya di atas luncur (sledge ) kayu di daratan tetapi jika dipindahkan ke replika bot prasejarah, batu tersebut tenggelam di laut bergelora di Selat Bristol.
Ia telah dijangkakan bahwa kayu balak frame A ditegakkan untuk menegakkan batu dan dan satu pasukan kemudian menegakkannya dengan menggunakan tali. Batu alang mungkin diangkat secara berangsur-angsur dengan menggunakan bangku panjang kayu dan diluncurkan ke tempat sekarang. Sambungan menyerupai hasil kerja kayu membayangkan mereka mahir dengan kerja kayu dan mereka mudah mendapatkan pengetahuan untuk mendirikan monumen dengan menggunakan aturan seumpamanya.
Ukiran senjata pada sarsen adalah unik pada seni megalitikum di Kepulauan Britania (British Isles) di mana desain lebih abstrak lebih digemari, begitu juga dengan aturan batu berbentuk ladam kuda adalah luar biasa bagi kebudayaan yang selalunya mengatur batu dalam bentuk bundar. Motif sebegitu bagaimanapun biasa bagi penduduk Britania pada masa itu dan telah dicadangkan bahwa dua fase Stonehenge telah dibangun di bawah pengaruh tanah besar continental influence. Ini dapat menjelaskan pada satu tahap, tentang reka dan bentuk monumen, tetapi pada keseluruhannya, Stonehenge masih tidak dapat dijelaskan luar biasa dari sembarang konteks kebudayaan Eropa prasejarah.
Perkiraan mengenai tenaga manusia yang diperlukan untuk membangun pelbagai fase Stonehenge meletakkan jumlah keseluruhan yang terlibat atas berjuta jam manusia bekerja. Stonehenge I kemungkinan memerlukan sekitar 11.000 jam manusia, Stonehenge II sekitar 360.000 dan pelbagai bagian bagi Stonehenge III mungkin melibatkan sehingga 1.75 juta jam manusia. Membentuk batu-batu ini diperkirakan memerlukan 20 juta jam manusia menggunakan perkakas primitif yang terdapat pada masa itu. 

Termasuk bangunan ajaib, oleh karena kapal yang berubah menjadi batu, tali-tali kapal yang menjadi batu, gentong-gentong air, kotak-kotak harta dan tubuh Malin Kundang semuanya berubah menjadi batu, merupakan sesuatu yang luar biasa, sulit diterangkan secara akal sehat dan secara keilmuan. Bahkan apabila tanah-tanah dan pasir itu dibongkar, kita akan melihat dasar kapal dan kemudi kapal yang berubah menjadi batu. (kenapa sampai hari ini tidak ada arkeolog yang melakukan penelitian bangunan ajaib ini ya?)
Dengan melihat batu Malin Kundang dan batu-batu bekas kapal di sekitarnya, tanpa perlu berdebat, kita dapat mengatakan bahwa Allah Tuhan Semesta Alam itu sungguh-sungguh ada dan hidup, mendengar dan berkehendak. Dan itu adalah warisan yang penting bagi dunia, sudah sepatutnya UNESCO menjadikannya situs warisan dunia dan para penduduk bumi menjadikannya salah satu bangunan paling ajaib dunia.
Taman Gantung Babilonia;
Taman Gantung Babilonia adalah salah satu di antara tujuh keajaiban dunia kuno. Taman ini dibangun oleh Nebukadnezar II sekitar tahun 600 SM sebagai hadiah untuk istrinya, Amyitis. Lokasi taman ini sekarang berada di negara Irak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar